Selasa, 20 Desember 2011

BUBUR AIR MATA

Oleh : Hesti Asysyvara

               Air mata identik dengan menangis tapi menangis tidak selamanya bersedih. Tangisan bayi yang baru lahir. Adalah suara yang Allah karuniakan sebagai hadiah awal saat seorang manusia menghirup segarnya dan luasnya dunia. Air mata seorang ibu dan ayah, saat melihat anaknya terlahir. Air mata keharuan, air mata syukur atas karunia Allah kepadanya.
              Lain halnya dengan air mat kesedihan. Tetesnya tak dapat di bendung. Ia mengalir lebih banyak dari air mata – air mata lain. Disini titik pembelajaran kita. Bagaimana seorang binsan mampu mengatur, mengolah air mata yang menetes satu demi satu.
              Satu  kata yang patut kita ucapkan adalah istighfar. Karena dengan itu kita mampu mengontrol emosi kesedihan. Menata air mata agar mengalir menjadi sebuah permata. Permata yang akan membantu memadamkan api neraka atas kesabaran dan ekspresi dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. 
-end-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar