Selasa, 20 Desember 2011

Kesuksesan

Oleh : Pak Ari

  Lelaki itu keluar dari lift lantai 11 di sebuah gedung ternama di jakarta. Penampilannya rapi tapi bersahaja. Senyumnya lebar menyapa setiap orang yang ditemuinya. Masih muda, namun  sudah terkenal dan kaya raya. Buku – buku yang ditulisnya menjadi best seller nomer satu dan empat di Indonesia. Mungkin banyak yang sudah mengenalnya tapi, tapi banyak juga yang belum mengenalnya. Bukunya “ 7 Keajaiban Rejeki “ adalah buku best seller no. 1 dan sudah di cetak ke-sekian puluh kali. Siapa yang menyangka dari awal, orang yang sering sakit-sakitan dan di sekolahnya sering absen dan di cap “Bodoh” oleh gurunya, sekarang menjadi orang yang menginspirasi banyak orang di Indonesia, bahkan sampai ke luar negeri. Siapa dia ? dialah Ippho santosa, pakar otak kanan.
Siang itu, tepat jam 15:00 masippho ( begitu saya memanggilnya ), memasuki salah satu ruangan di wisma mandiri, jakarta dengan iringan tepuk tangan dari peserta seminar dan ulang tahun ke-4 pecinta sedekah. Mulailah dia bicara dan menyapa “Audience”. Di awal, dia mengajak peserta untuk membedakan otk kiri dan otak kanan. Kalau otak kiri ke IQ, berfokus pada diri sendiri, logika, organized dan terencana. Sedangkan otak kanan sebaliknya, lebih ke EQ, berfokus pada orang lain, kreativitas dan seni, dan unorganized. Kemudian, dia memberi contoh tokoh-tokoh besar dan sukses di dunia yaitu donald trump, antonie robins, dan robert T. Kiyosakhi yang menginspirasinya. Mereka semua tidak berpendidikan tinggi, namun mereka menjadi orang sukses.

Mengais rejeki

Oleh : Mila M

    Seorang gadis kecil memakai kerudung putih dan baju tanpa lengan berjalan menyusuri jalan dengan membawa kantong permen yang masih kosong. Semua orang heran karena ia tidak menyanyi, namun terdengar sayup suara gemerincing dan dendang pukulan gendang. Hanya beberapa orang memberi beberapa receh uang yang ternyata di berikan kepada gadis kecil yang ikut ayahnya mengggelar pertunjukkan topeng monyet, malam hari di pinggir jalan raya, tanpa ada penonton tetap.
          Tidak jauh dari sana, berjarak beberapa gedung, terdapat pergelaran seni kontemporer. Banyak orang yang membeli tiket, mahasiswa, dosen bahkan seniman. Mereka bergerombol masuk mengikuti pertunjukkan yang dinamakan Ruang Bunyi. Hanya terdengar bunyi yang dihasilkan dari beberapa alat keseharian. Mereka sangat mengapresiasi.
          Apresiasi yang berarti proses melihat, mendengar dan memikirkan. Proses yang menggunakan hati atau nurani untuk menafsirkan. Namun kini terasa semakin jauh dari dampak kepada diri setiap yang mengapresiasi. Rasa kemanusiaan yang ingin dimunculkan pada sebuah pergelaran besar, atau langsung merasakan rasa kemanusiaan pada seorang gadis kecil dan ayah yang mencari nafkah untuk keluarganya. Kemudian teringat firman Allah bahwa semua muslim adalah bersaudara. Rasa kemanusiaan sudah ada pada setiap manusia.

Muridku

Oleh : bu titin

    Setiap kali memandang mereka, menatap binary matanya yang lucu dan penuh rasa ingin tahu yang besar membuat aku merasa sangat bahagia . merika muridku dengan kepolosannnya selalu bertanya tentang hal yang ingin diketahuinya , bercanda , tertawa bahkan juga menangis . dari cerita polos dan celotehan mereka aku banyak mendapatkan pelajaran, pengetahuan bahkan inspirasi.
    Mereka yang tadinya bertengkar memperebutkan mainan sampai ada salah satu yang menangis bisa dengan mudahnya saling memaafkan dan bermain kembali. Ada yang menjadi peniru dari perilaku temannya , bahkan perilaku orang disekitarnya. Ketika melakukan sesuatu ada diantara mereka yang masih takut untuk mencoba, tapi dengan motivasi dari teman-teman dan guru mereka berani mencoba. Sungguh polos mereka, tidak ada rasa dendam, iri hati apalagi kepura puraan, mereka berbagi dengan tulus berbuat baik dengan sepenuh hati, menyayangi orang disekitarnya tanpa pamrih.
    Perasaan sedih maupun dukakupun sirna jika bertemu mereka, melihat wajah-wajah mereka yang begita riang menyambut hari baru disekolah. Hatikupun terenyuh bila mendengar bahkan melihat keadaan anak-anak lain yang tak seberuntung mereka, kehilangan orang tua diusia yang sangat belia, mengalami kekerasan fisik maupun psikis, bahkan terserang penyakit karena keterbatasan ekonomi dan pengetahuan dari orang tua mereka.
    Anak-anak dimanapun mereka berada, tetaplah anak-anak, mereka ingin diperlakukan sama, mendapatkan hal yang sama . tapi memang latar belakang yang membuat mereka harus mengalami pertualangan hidup berbeda.

Alhamdulillah

Oleh : Yustin

    Alhamdulillah ……
   Mungkin buat orang lain adalah hal yang kecil saat aku bisa member sesuatu yang tak berarti buat bundaku. Tapi … ketika kulihat binar bahagia dari raut wajahnya, hatiku bergetar hebat. Ucapan syukur dan doanya buatku serasa menyejukkan hati bahwa …. Tak pernah ada kata cukup untuk membalas jerih payahku, bahkan untuk peluk dan cium yang tak henti kuberikan untukmu. Doa senantiasa yang kupanjatkan agar aku diberi kesempatan lebih banyak untuk memberi yang terbaik untuk bundaku.
    jika aku diberi lagi kesempatan untuk memilih maka betapa ingin ku ulang perjalanan keluarga kami ke baitullah . subhanallah …. Satu hal yang sama sekali tidak kusangka, bisa melaksanakan ibadah umroh bersama suami dan jagoan kecilku.
    Satu hadiah yang luar biasa …. Tadinya hanya berangan-angan yang kemudianmenjadi harapan saat aku mengikuti undian yang berhadiah umroh bersama keluarga. Harap-harap cemas…. Dapat gak ya ? lalu terpikir ah …. Udah lah, yang ikut juga ribuan. Kalau emang rezeki gak kemana …. Waktu pun berlalu dan aku mulai melupakan, namun suatu saat hp ku berbunyi dan suara diseberang bertanya apakh sedang berbicara dengan dengan ibu yustin ? akupun menjawab iya benar saya sendiri. Kemudian suara disana memperkenalkan diri bahwa mereka dari PT …. Dan menanyakan apakah jika ibu mendapat hadiah umroh akan diambil ? deg … sambil bingung akupun menjawab tentu saja…. Lalu apakah ibu bersedia untuk mengeluarkan biaya pasport ? aku bilang ok tidak masalah . akupun balik bertanya apa saja yang mendapat hadiah umroh bebas ? si mbak hanya   menjawab belum tau bu …. Nanti kalo udah di undi akan ada surat resminya …. Yaach …. Ini sih orang iseng donk ….. karena telepon yang kuterima seperti asal-asalan saja akupun melupakanya. Namun selang satu minggu kemudian saat sedang tidur siang bareng kakak hp ku kembali berbunyi. Lagi-lagi aku mendpat telepon dari seseorang yang mengaku dari PT …. Dan mengatakan bahwa dia hanya melakukan pengecekan alamat dan nomor KTP . ketika aku bertanya untuk apa .

Majulah Indonesiaku

                                                                                          Oleh : Syahidah asma amani
    Sudah malam,anginnya menusuk membuat aku mengeratkan pelukan pada tubuhku sendiri. Jalanan sekitar sini termasuk jalanan yang cukup ramai,tetapi rasa takutku melebihi ketika aku berjalan di lorong.
    Di sini ramai,tetepi ramai dengan remaja-remaja yang sibuk dengan kartu di tangan,hirup pikuk dengansegerombolan lelaki yang asyik mengurai kata-kata gombal pada wanita-wanita yang terpaksa lewat di jalan ini,termasuk aku.
    Di sudut agak timur mungkin agak lebih sepi,dalam arti suara,mereka lebih suka berbisik-bisik berdua,tetap ramai,menurut pandangan mataku,setiap minimal jarak satu meter,aku melihat pasangan-pasangan yang mungkin sedang menikmati sabtu malam mereka. Ada yang bertiga,tapi kupastikan si cowok diantara pasangan itu sibuk bermain game di tangannya,lebih muda,mungkin sengaja di bawa agar tidak di marahin mama.
    Aku memutar lagi arah pandanganku,kali ini aku sambil mengambil jaket dari dalam tasku,semakin malam udara di sini semakin dingin saja. Membuat aku membayang kamar tidur dikosanku. Andai,kemarin aku tidak telat mengunpulkan tugas essayku,aku tidak akan di tempat ini hanya untuk mengerjakan tugas observasi dari dosenku.
    Aku berjalan lagi,agar cepat karena ngeri,cowok-cowok itu menggoda menggebu sekali,terlabih kulihat di samping mereka berserakan botol-botol bir yang hamper setengah isinya habis.
     Satu hal lagi dan aku akan pulang. Aku belum mendapatkan poto-poto mereka,beberapa kali aku coba mengambil gambar,namun sorot mata mereka seperti sadar dan kuturunkan pelan-pelan kameraku sebelum aku benar-benar di amuk massa.
     Aku melihat ada bangku kecil di balik tembok,segera ku percepat langkah,aku akan mengambilnya dari sudut itu saja pikirku.
    Bersamaan dengan berhasilnya aku mengambil gambar,suara teriakan lelaki di ujung sana menyadarkan aku harus segera berlari karena merek telah sadar.
    Aku berlari kencang dan berhenti setelah aku pastikan aman sambil mengatur nafas aku bergumam..
“indonesiaku”






Kucing Beranak Membawa Hikmah

Oleh : Farida Syamsiah
     Saya seorang ibu dari tiga orang anak,dua perempuan dan satu laki-laki. Anak pertama dan kedua perempuan,si bungsu laki-laki. Entah pengaruh jender yang berbeda atau karna si bungsu ini sangat dinantikan kehadirannya proses pendidikan dan pematangannya terasa sangat berbeda. Di banding kedua saudarinya.
    Dari sisi pertunbuhan badannya jelas tidak ada masalah,namun akhlaq dan perilakunya…masya Allah. Kebutuhannya untuk bermain dan bersosialisasi sedemikian tinggi kadang seharian tidak cukup,setelah mahgrib dan isha di mesjid kadang dia masih”menghilang”untuk bermain,belum lagi pergaulannya dengan anak-anak tetangga…bahasa sunda kasar,kata-kata tidak sopan,teriakan,bahkan kadang perilaku buruk seperti mengambil uang tanpa bilang misalnya pernah dia lakukan. Kadang saya hanya bisa merenung…cara apa yang harus saya lakukan supaya dia mengerti yang dilakukannya salah dan ayah-bunda yang sangat menyayanginya cemas memikirkan dia.pernah di tengah hujan deras dan petir yang susul menyusul saya menyusuri jalanan di sekitar rumah karena begitu hujan turun dia langsung’’ngacir’’keluar…saking paniknya saya tak sempat mencari paying,jadilah saya hujan-hujanan sambil tak henti berdo’a dan meneteskan air mata karena cemas dan marah. Pernah juag saya berjalan kaki ke sebuah mall terbesar di Bogor tanpa uang sepeserpun mencari ananda tercintaku disana karena ada yang melihatnya di mall itu. Atau kami sekeluarga panic,sesudah isha di mesjid,dia tak kunjung pulang…di cari dimana-mana tidak ada eh,ternyata anaknya malah asyik disebuah kafe internet yang letaknya agak jauh dari rumahnya. Nasehat,omelan,sepertinya tidak mempan untuk’’menyadarkan’’dia, setiap kali dia begitu akhirnya saya hanya diam dan menangis agar dia tahu bahwa bunda sangat sedih oleh ulahnya.
      Suatu hari,ada kucing entah punya siapa tang tahu-tahu datng dan numpang melahirkan di rumah. Si ibu kucing mengerang,merintih kesakitan,dan berdarah-darah untuk mengeluarkan keempat anaknya. Si bungsuku menyaksikan dengan ngeri dan dia menangis tertahan melihat penderitaan si kucing. Kemudian dia bertanya pada saya apakah saya kesakitan dan berdarah saat melahirkannya ? ketika saya iyakan dia menangis dan minta maaf karena suka’’nakal’’.
     Sejak itu,dia selalu berkata-kata dengan lembut terhadap saya…patuh dan tidak sulit lagi diberitahu,tak sulit lagi murojaah di rumah,dan senang membantu bunda di rumah ketika repot. Bahkan dia”menjaga”saya ketika saya tidak ada. Subhanallah…,terima kasih bunda kucing !









Melangkah pergi

                                                                                                          Oleh: Hana
 
      Ia berdiri disanamentap nanar bongkah tanah yang masih basah. Tidak ! bukan hanya tanah itu,juga mata itu kini penuh linangan air mata.
      Ia menatap haru.napasnya sesak.jiwanya gelegak.namun tiada daya semua teklah terjadi.pana takdir telah di gores illahi
      Sosok yang ia rindu setengah mati setelah rantau sekian lama telah pergi ia tergolek dalam kafan putih yang selubungi tubuh dan harapan yang telah ‘di paksa’ pupus oleh hadirnya sang tamu agung.izrail !
     Mata terus mengalirkan air yang tak ada muaranya. Namun akhirnya ia tegak lagi. Tak patut tangisi takdir yang telah di desain tuhan dengan amat sempurna. Pasti,ia punya alas an atasnya. Tentang pertanyaan itu.
     Kini,ia tegak lagi. Melangkah pergi. Doanya terukir dalam penuh cinta’semoga engkau bahagia,ayah..’